Kisah Inspiratif : Ojek Payung Itu Kini Menjadi Manajer Artis Papan Atas
By MomaLiza - 15.11.00
Gigil ini semakin
rapat membungkusku. Aku tak ingin mengutuk hujan. Bagiku hujan merupakan
perpanjangan tangan Tuhan untuk menyentuhku. Tak mungkin aku membenci hujan.
Sebab melalui rintiknya yang tak henti aku bisa menyematkan harapanku akan masa
depan.
“Dek, payung..!”
Lamunanku pecah. Kulihat seorang ibu kepayahan membawa barang. Aku bergegas
menghampirinya. Untuk sesaaat aku melupakan rasa lapar yang menggigit perutku.
*
Masa depan itu ada.
Bagi siapa pun yang ikhlas berjuang untuk orang-orang yang mereka sayangi. Juga
bagiku. Ojek payung hanyalah satu episode dalam sejarah hidupku.
Aku tak
menganggapnya sebagai bagian paling pahit dalam perjalanan hidupku. Tidak.
Kenyataannya menjadi ojek payung adalah sebuah langkah nyata bagiku sebagai proses
menuju kehidupan yang lebih rumit di masa depan.
Menjadi ojek payung
di usia belia mengajariku bagaimana cara bertahan hidup sekaligus menghidupi
keluarga. Bagaimana mengakrabi dinginnya hujan sekaligus menyalakan bara
harapan dalam dada. Aku harus berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Untuk diriku
dan adik-adikku.
Bersama hujan yang
luruh dari langit, aku tahu, Tuhan menghangatkan hatiku dengan mimpi-mimpi yang
harus selalu kuraih. Harapan-harapan yang tumbuh subur bersama
prestasi-prestasi yang kuraih di bangku
sekolah.
Hujan juga
mengajariku satu hal. Sederas apapun ia menghantamku, aku akan bertahan dan
terus melangkah. Seperti juga terpaan masalah yang terus menerpaku. Aku memilih
untuk menghadapinya dan menyelesaikan satu demi satu masalahku.
Sejak menjalani PKL di Aerowisata Catring Servise Soekarno Hatta, aku sudah mendapatkan gaji yang lumayan besar untuk ukuran masa itu. Kemudian setamat SMK aku pernah menjadi Cook Helper Hotel Hilton. Kemudian pindah ke sebuah kafe di Bogor.
Pengalaman ini kemudian membuatku memberanikan diri untuk membuka bisnis sendiri. Aku mendirikan kafe Waroeng Gedung Sawah yang berlokasi di belakang Hotel Salak Bogor.
Namun sayang, krisis moneter membuatku tak bertahan. Aku harus memulai lagi dari titik nol. Tidak mungkin aku tidak memiliki penghasilan. Kedua orangtua dan adik-adikku bergantung sepenuhnya padaku. Dan pilihan itu membuatku kembali ke Jakarta. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlianku di bidang kuliner.
Pengalaman ini kemudian membuatku memberanikan diri untuk membuka bisnis sendiri. Aku mendirikan kafe Waroeng Gedung Sawah yang berlokasi di belakang Hotel Salak Bogor.
Namun sayang, krisis moneter membuatku tak bertahan. Aku harus memulai lagi dari titik nol. Tidak mungkin aku tidak memiliki penghasilan. Kedua orangtua dan adik-adikku bergantung sepenuhnya padaku. Dan pilihan itu membuatku kembali ke Jakarta. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlianku di bidang kuliner.
Langkahku kemudian membawaku Prego Restaurant and Bar. Di tempat ini aku menggeluti beberapa pekerjaan sekaligus. Siang dan malam. Aku melupakan cerahnya matahari pagi dan kicau burung. Aku hanya tahu, aku harus
mencari uang untuk menghidupi adik-adikku di kampung. Aku kehilangan
orientasiku atas waktu. Saat bekerja di tempat inilah aku menjalin relasi dengan banyak pihak. Prego merupakan jempatan emasku menuju karir yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Bekerja siang dan malam tak urung membuatku
merasa lelah. Rasa lelah yang menuntunku untuk mengevaluasi pekerjaan-pekerjaanku.
Keputusanku untuk resign dari sebuah EO ternyata diikuti oleh seorang model
yang memintaku untuk menjadi manajer.
Aldo, Revaldo Fifaldy Suria Permana menjadi
anak asuh pertamaku. Kesuksesannya di layar kaca membuat banyak artis, baik
senior maupun pemula memintaku untuk menjadi manajer mereka.
Kepahitan hidup di
masa lalu membuatku mudah mengerti dan memahami serta menghadapi berbagai
karakter anak didikku.
Sebagai manajer aku tak segan-segan bertindak jadi
sahabat yang selalu mendengarkan keluhan dan harapan mereka. Sebagai seorang
bapak, aku selalu siap melindungi dan membela mereka.
Bahkan, terkadang aku bisa lebih kejam dari ibu
tiri, ketika harus memaksa mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan demi
perkembangan karir mereka.
Ojek payung, kini
hanyalah kenangan yang kusesap kesenduannya lewat dingin hujan. Bukan untuk
kusesali, melainkan untuk bersyukur atas rahmat yang dicurahkan Allah Swt. Dan di
sinilah aku, di antara gemerlap dunia
selebritas.
Kisah ini terinspirasi dari perjalanan hidup Wendra Basarah. Yang menjalani hidup dari seorang ojek payung dan berjuang untuk hidup yang lebih baik.
21 komentar
Kisah inspiratif nih, kalau dimasukakn ke link Viva bisa naik nih pengunjung blog :)
BalasHapusWah...? ntar ajarin lagi yaaa. Thanks udah mampir
HapusBagus juga Biografi ditulis gaya gini, ya. Mantaaf, tulisannya. Menginspirasi dan bikin semangat.
BalasHapusAlhamdulillah... senang bila ada yang mengambil hikmahnya...
HapusTrims yaaa Izzah ^^.
Inspiratif Mbak. coba kirim ke vivalog . siapa tahu naikin traffic
BalasHapusOk. Mbak Tatit siyaaaap...
HapusThanks udah mampir yaa
Inspiratif :)
BalasHapusTantangan buat kita untuk lebih baik hehehe
HapusTrims yaaa
luar biasa...
BalasHapusMakasih atas kunjungannya ya Mbak Dwi
HapusSy pikir kisah mba :)
BalasHapusHahaha.... saya gak punya cukup keberanian untuk jadi ojek payung.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSubhanallah, merinding bacanya☺ saya jadi malu karna selama ini banyak ngeluh padahal kalau di bandingkan dengan cerita perjuangan beliau ga ada apa apanya😂
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya. .
HapusSemoga bermanfaat.
Terima kasih atas kunjungannya. .
HapusSemoga bermanfaat.
Wah kisahnya luar biasa sekali mba. Masuk viva news juga mantap nih nanti pengunjungnya.
BalasHapusInsya Allah nanti saya coba. Terima kasih masukannya yaaa
HapusSalut..! Siapa yang bersungguh-sungguh memang akan berhasil ya, Mbak:) Inspiratif kisahnya..terima kasih sudah menuliskannya..
BalasHapusMakasih juga sudah mampir di sini, Mbak Dian :)
HapusItulah hidup siapa yg mau berusaha dan berjuang serta doa inshaallah berbuah manis ...bravo wendra ...aku bangga sama kamu
BalasHapusSahabat Moma, saya akan senang sekali bila Anda berkenan menitipkan jejak pada kolom komentar.
Dimohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Bila tetap dilakukan, dengan terpaksa saya akan menghapus komentar tersebut.
Semoga silaturahmi kita terus terjaga.
Terima kasih... ^_^